Gubernur RMD launching "Desaku Maju" di Wonomerto, Lampura. Baznas dukung penuh.
BAZNAS Dukung Penuh Program "Desaku Maju" di Lampung: Wonomerto Jadi Pilot Project Pengentasan Kemiskinan
03/06/2025 | @clayBAZNAS sebagai lembaga filantropi Islam, turut mendukung penuh program-program pemberdayaan ekonomi masyarakat desa seperti "Desaku Maju" ini, sejalan dengan misi pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan umat melalui berbagai program berbasis komunitas.
Pemerintah Provinsi Lampung, mulai tahun ini, menginisiasi program "Desa Perkasa" melalui launching program "Desaku Maju" dengan tagline "Pembangunan Desa Untuk Lampung Maju Menuju Indonesia Emas". Program ini bertujuan memenuhi segala kebutuhan desa, mulai dari alat dan mesin pertanian modern seperti mesin pengering (dryer), alsintan, permodalan, hingga pelatihan sumber daya manusia (SDM) yang komprehensif.
Yang menarik, program ini melibatkan kolaborasi multipihak non-APBD, termasuk perbankan, swasta, dan perguruan tinggi, untuk meningkatkan kualitas alat serta kapasitas SDM di desa. Dengan demikian, warga desa diharapkan memiliki daya saing tinggi terhadap komoditas hasil pertanian mereka.
Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal (RMD), menjelaskan bahwa selain Desa Wonomerto, tiga desa lainnya yang menjadi pilot project "Desaku Maju" adalah Desa Sungai Damai (Lampung Timur), Desa Papan Rejo (Pringsewu), dan Desa Suka Damai (Lampung Selatan).
"Seperti di Desa Wonomerto, untuk tahap pertama ada anggaran sebesar Rp2 miliar dari APBD Provinsi Lampung yang dialokasikan untuk pembangunan jalan, dryer, VOC (Village Operation Center), dan lainnya. Bantuan ini diharapkan mampu secara signifikan meningkatkan kualitas komoditas hasil petani," kata Gubernur RMD saat memberikan sambutan dalam launching program "Desaku Maju" yang dilaksanakan secara daring di empat kabupaten tersebut pada Selasa, 3 Juni 2025.
Ia menambahkan, dryer tersebut akan sangat membantu petani jagung, padi, dan komoditas lainnya untuk pengeringan, sehingga meningkatkan kualitas produk lokal. Infrastruktur jalan yang diperbaiki dari kapasitas 2 ton menjadi 5 ton juga akan menekan biaya angkut komoditas, dari Rp70/kg menjadi hanya Rp30/kg.
"Jika diakumulasikan, ini akan memberikan keuntungan besar bagi warga. Ambil contoh jagung, dengan produksi 600 hektar di Wonomerto, selisih harga dari Rp3.700/kg (basah) menjadi Rp5.500/kg (kering) akan menghasilkan tambahan pendapatan tidak kurang dari Rp5 miliar. Ini bisa menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan petani," tegas Yai Mirza, sapaan akrab Gubernur.
Gubernur RMD juga menekankan bahwa dryer ini dapat dimanfaatkan untuk mempercepat pengeringan hasil komoditas dari desa-desa sekitar, menambah potensi pendapatan yang dapat dikelola oleh kelompok masyarakat atau BUMDes. Hal ini penting mengingat 12% masyarakat Lampung masih berada di bawah garis kemiskinan, dengan mayoritas berprofesi sebagai petani, terutama di Lampung Utara, Lampung Selatan, Lampung Timur, dan Pringsewu sebagai lumbung pangan.
Bupati Lampung Utara, Hamartoni Ahadis, menambahkan bahwa kolaborasi antar elemen masyarakat sangat krusial dalam pembangunan, khususnya di pedesaan. Kabupaten Lampung Utara sendiri merupakan penyumbang terbesar PDRB dari sektor pertanian, mencapai 30%.
